Bencana banjir yang menerjang wilayah Jabodetabek di awal tahun 2020 menyebabkan kerusakan diberbagai aspek. Salah satunya kerusakan pada arsip sertipikat, seperti warkah dan buku tanah.
Kantor Pertanahan Kota Bekasi mengalami dampak banjir. Akibatnya beberapa arsip ikut terendam. Nurhadi Putra, Kepala Biro Umum dan Layanan Pengadaan Kementerian ATR/BPN mengatakan, banyak dokumen yang basah akibat banjir. Namun, sebagian besar sudah dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
“Terdapat beberapa arsip sertipikat yang terendam akibat banjir. Untuk merestorasi ini, kami meminta bantuan ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia),” lanjutnya.
Diharapkan dengan kejadian tersebut, seluruh kantor pertanahan di Indonesia harus cepat mendigitalisasikan seluruh arsipnya. Jika sewaktu-waktu terjadi musibah serupa, seluruh data masyarakat dengan aman terselamatkan.
Baca Juga:
Direktur Preservasi ANRI Kandar telah menjelaskan hal terpenting dan langkah awal yang harus dilakukan adalah evakuasi terlebih dahulu.
“Ada dua hal yang harus dilakukan saat ini dan sesegera mungkin. Pertama melakukan evakuasi arsip jangan sampai terkena sinar matahari,karena jika terkena maka akan hancur nantinya. Kemudian untuk arsip yang memiliki nilai guna tinggi akan diprioritaskan untuk diinventarisasikan terlebih dahulu,” ungkap Kandar.
Lebih lanjut, Kandar menghimbau kepada seluruh warga korban banjir agar merestorasi dokumen yang basah.
“ANRI juga memberikan layanan restorasi/perawatan arsip keluarga (Laraska) secara gratis bagi masyarakat yang terkena musibah bencana banjir. Dapat langsung mendatangi kantor ANRI,”tekannya.